Fakta Alkitab : Bukti Penampakan Malaikat di Alkitab
Tahukah anda bahwa jumlah malaikat itu sangat banyak, dan konon masing-masing orang percaya dijaga oleh satu malaikat. Lalu seperti apa awal terbentuknya malaikat? Dan bagaimana wujud dan rupa mereka? Fakta Alkitab kali ini akan membahas mengenai bukti penampakan malaikat di Alkitab.
Malaikat Tidak Untuk Disembah
Malaikat dalam Alkitab disebut mal'akh dalam Bahasa Ibrani dan angelos dalam Bahasa Yunani. Malaikat adalah utusan Allah yang mengenal Allah muka dengan muka, dan mempunyai kelebihan daripada manusia. Malaikat adalah ciptaan Tuhan, walau demikian ia memiliki sifat abadi dan kekal tanpa mengalami kematian jasmani.
Sekalipun malaikat adalah makhluk surga yang tidak bisa mati, namun tidak berarti bahwa ia boleh disembah. Tuhan melarang manusia menyembah malaikat. Dalam Wahyu 22:8-9 dituliskan bahwa saat Yohanes ingin menyembah malaikat, malaikat itu melarangnya dan berkata bahwa keberadaannya hanyalah seorang hamba sama seperti Yohanes. Dalam kondisi demikian, malaikat tersebut justru menyuruh Yohanes untuk menyembah Allah saja.
Malaikat pada dasarnya tidak berjenis kelamin. Malaikat tidak mempunyai keturunan dan juga tidak kawin mawin (Mat. 22:30). Meskipun tidak memiliki jenis kelamin, namun malaikat kerap kali menampakan diri kepada manusia dalam wujud laki-laki.
Sebagai contoh Markus 16:5-6 menulis penampakan malaikat di kubur Yesus. Penulisan malaikat dalam ayat ini ditulis dalam bentuk kata maskulin yang berarti laki-laki. Selain itu dalam kisah Sodom dan Gomora, Lot melihat malaikat dalam wujud laki-laki (Kejadian 19:2). Dalam Kejadian 18:1-19, Allah dan dua malaikat-Nya menampakkan diri sebagai laki-laki dan benar-benar makan bersama Abraham. Yosua 5:13-14 dan Markus 16:5 juga menunjukkan malaikat yang menampakkan diri sebagai laki-laki.
Dari alasan-alasan di atas nampaknya Alkitab lebih menonjolkan kekuatan dan ketegasan malaikat khususnya dalam hal penghukuman-Nya sehingga lebih cocok digambarkan sebagai laki-laki, terlebih di tengah budaya paternalistik yang mengutamakan peran laki-laki di zaman atau pada zaman Alkitab.
BACA JUGA: 3 Mitos Serta Fakta Mengenai Malaikat dan Setan Yang Orang Kristen Harus Ketahui!
Tuhan Dalam Wujud Malaikat
Hal yang menarik dalam pembahasan malaikat ialah bahwa Tuhan juga menunjukan diri-Nya dalam wujud malaikat. Alkitab menyampaikan hal ini dengan menulis Malaikat Tuhan atau Malaikat Allah yang merupakan Tuhan sendiri. Dalam Alkitab malaikat yang seperti ini ditulis dengan huruf M besar. Jadi ketika istilah Malaikat Tuhan atau Malaikat Allah muncul di Alkitab maka yang dimaksudkan disini adalah Tuhan itu sendiri “dalam wujud malaikat”.
Contoh Tuhan menampakan diri-Nya dalam wujud malaikat ialah saat Ia bertemu atau berbicara dengan beberapa tokoh Alkitab seperti Hagar (Kej. 16:7), Abraham (Kej.22:11), Musa (Kel. 3:-2), dan Gideon (Hak. 6:11-12).
Kepastian bahwa malaikat itu adalah Tuhan sendiri dapat dilihat dari wibawa perkataan-Nya yang sama dengan cara berbicara Tuhan sendiri, serta perintah, nubuat atau janji-Nya yang hanya bisa diucapkan oleh Tuhan sendiri.
Iblis Adalah Malaikat Yang Jatuh
Dari sekian banyak jumlah malaikat ternyata ada sebagian dari mereka yang jatuh karena memberontak kepada Tuhan. Para malaikat yang memberontak kepada Tuhan dicatat dalam 2 Petrus 2:4 dan Yudas 1:6. Disana disebutkan tentang malaikat-malaikat yang memberontak kepada Tuhan dan ditawan di suatu tempat hingga tiba hari penghakiman bagi mereka. Tetapi rupanya tidak semua malaikat yang memberontak itu ditawan, sebagian lagi justru dilemparkan ke bumi itulah iblis dan setan setan.
Kejatuhan iblis yang dahulu merupakan seorang malaikat dicatat dalam kitab Yesaya 14:12 dan Yehezkiel pasal 28. Sekalipun tidak disebutkan secara eksplisit di Alkitab, namun setan-setan juga kemungkinan besar berasal dari para malaikat yang jatuh (Ayub 4:18 dan Wahyu 12:9).
Baca halaman selanjutnya -->
Menurut tradisi Yahudi setiap orang percaya mempunyai malaikatnya sendiri yang melayani mereka, hal ini didasari dari Matius 18:10 dan Kisah Para Rasul 12:15. Dari banyak ayat Alkitab kita dapat mengetahui bahwa memang malaikat diciptakan sangat banyak jumlahnya, bahkan tidak terhitung (Daniel 7:10, Ibrani 12:22 dan Wahyu 5:11). Meski jumlah malaikat sangat banyak, namun hanya ada dua malaikat yang disebutkan namanya dalam Alkitab LAI dengan tugas spesifiknya. Malaikat-malaikat itu bernama Gabriel dan Mikhael.
Alkitab mencatat bahwa tugas Malaikat Gabriel ialah membawa firman Tuhan kepada orang-orang tertentu, seperti kepada Daniel (kitab Daniel 8:15-17), kepada Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis (Lukas 1:18-19), dan kepada Maria, ibu Yesus (Lukas
Sementara itu Malaikat Mikhael secara khusus dikenal sebagai penghulu malaikat (Yudas 1:9). Selain itu Daniel 10:13 mencatat bahwa Mikhael berperang melawan orang Persia bagi orang Yahudi, dan dalam Wahyu 12:7 menulis bahwa di akhir zaman Malaikat Mikhael akan berperang melawan iblis.
Malaikat pada dasarnya adalah makhluk roh (Ibr 1:14), sehingga mereka tidak memiliki bentuk jasmani yang permanen. Yesus menyatakan bahwa roh tidak mempunyai tulang dan daging. Meski demikian, malaikat bisa menampakkan diri dalam bentuk manusia. Dan dalam beberapa peristiwa selalu dalam wujud laki-laki biasa.
Namun dalam kesempatan lainnya malaikat tidak hanya menampakkan diri sebagai manusia, tapi seperti sesuatu yang menakutkan bagi manusia yang berjumpa dengan mereka. Kata “jangan takut” seringkali diucapkan pertama kali oleh malaikat-malaikat saat bertemu dengan manusia (Matius 28:4; Lukas 2:9).
Yesaya 6:1-3 menggambarkan malaikat memiliki ciri-ciri seperti manusia dengan memiliki suara, wajah, dan kaki. Selain itu ciri-ciri malaikat sering digambarkan sebagai sosok yang memiliki sayap. Yesaya melihat serafim yang memiliki enam sayap dalam penglihatannya mengenai tahta surgawi (Yesaya 6:2). Yehezkiel juga mendapat penglihatan mengenai malaikat yang bersayap (Yehezkiel 1:11).
BACA JUGA: Ini Yang Akan Terjadi Jika Yesus Mengundang 12 Pasukan Malaikat Ke dunia!
Sementara itu Kitab Daniel 10:5-6 memaparkan penjelasan yang cukup lengkap mengenai gambaran malaikat. “Aku mengarahkan mataku dan melihat, tampaklah seorang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari Ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis, wajahnya seperti cahaya kilat, matanya seperti obor api yang menyala, lengan dan kakinya seperti tembaga yang digosok, dan suara perkataannya seperti suara keramaian banyak orang.”
Kita bisa meyakini bahwa apapun wujud malaikat mereka pasti adalah makhluk yang sangat indah. Yehezkiel mengatakan kepada kita bahwa Lucifer “meninggikan dirinya” karena kesombongannya terhadap kecantikan yang dimilikinya.
Selain itu, makhluk seperti malaikat yang terus-menerus berada dalam hadirat Allah dipastikan memiliki keindahan yang luar biasa karena kemuliaan Allah terpancar kepada mereka yang berada di sekitar-Nya.
Malaikat adalah ciptaan Tuhan yang bersifat kekal. Mereka lebih kuat dari manusia, tapi tidak Maha Kuasa. Mereka lebih tahu dari manusia dalam pengetahuan, tapi tidak Maha Tahu. Mereka lebih mulia dari manusia, tapi tidak Maha Hadir.
Sumber : jawaban channel
Artikel Penuntun - PARA MALAIKAT DAN MALAIKAT TUHAN
Ayat: "Lalu malaikat Tuhan pergi dari Gilgal ke Bokhim dan berfirman, 'Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir dan Kubawa ke negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyangmu, dan Aku telah berfirman: Aku tidak akan membatalkan perjanjian-Ku dengan kamu selama-lamanya.'"
Alkitab sering kali menyebut malaikat; artikel ini memberikan pandangan sekilas mengenai ajaran Alkitab tentang malaikat.
Kata "malaikat" (Ibr. _malak_; Yun. _angelos_) berarti "pesuruh". Para malaikat adalah pesuruh atau hamba sorgawi Allah (Ibr 1:13-14), diciptakan Allah sebelum dunia ini ada (Ayub 38:4-7; Mazm 148:2,5; Kol 1:16).
lihat cat. --> Mat 4:10)
[atau --> Mat 4:10]
lihat cat. --> Yud 1:6;
lih. art.KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).
Perhatian khusus harus diberikan kepada "malaikat Tuhan" (kadang-kadang disebut "malaikat Allah"), malaikat unik yang tampil dalam PL dan PB.
lihat cat. --> Kej 16:7;
lihat cat. --> Kel 3:2).
[atau --> Kej 16:7; Kel 3:2]
Artikel yang terkait dengan
Tampilkan Bahasa Isyarat Saja
Hanya Bisa Download Publikasi
Alkitab mencatat bahwa jumlah malaikat ada banyak sekali bahkan berlaksa-laksa dan disebut balatentara surga :
ini digunakan hampir 300 kali dalam PL, terutama dalam Yesaya, Yeremia, Zakharia dan Maleakhi. Ini merupakan gelar kuasa dan kekuatan, sering digunakan dalam konteks kemiliteran atau apokaliptik. Menarik bahwa ungkapan ini muncul pertama kali dalam I Samuel 1:3 berkaitan dengan tempat suci di Siloh.
Matius 26:53 disebutkan lebih dari 12 pasukan malaikat;
berasal dari bahasa Latin yaitu sekumpulan pasukan tentara yang jumlahnya bervariasi pada masa yang berbeda.
Di era kaisar Augustus, satu legion terdiri atas 6.826 orang yaitu 6.100 pasukan berjalan kaki dan 726 pasukan berkuda.
Ada suatu hal yang menarik...
malaikat saja dapat membunuh
orang, coba bayangkan 12 legiun malaikat, katakanlah 1 legiun terdiri atas 6.000 malaikat, maka 12 x 6.000 x 185.000 = 13.320.000.000 orang bakal mati terbunuh jika seandainya 12 legiun malaikat itu datang diminta oleh Yesus Kristus! Populasi penduduk dunia saat ini saja tidak sampai sebanyak itu. Data tahun 2000, jumlah populasi dunia adalah sebanyak 6,127 Milyar manusia.
Ayub 25:3 disebut tak terhitung; Wahyu 5:11 disebut jumlahnya berlaksa-laksa dan beribu laksa).
Keberadaan malaikat merupakan suatu yang dinyatakan secara jelas dalam alkitab. Mulai dari Perjanjian Lama sampai dengan Perjanjian Baru. Berdasarkan alkitab, malaikat dideskripsikan sebagai makhluk supranatural dari surga yang diciptakan oleh Tuhan Yesus.
Sejak masih kecil, kita selalu berimajinasi tentang malaikat yang memakai baju putih dan memiliki sayap. Namun, apakah hal tersebut benar adanya? Supaya gak salah dan bingung, kita simak bersama penjelasan mengenai Seperti Apa Bentuk Malaikat Menurut Alkitab dan Faktanya? di bawah ini, yuk!
Seperti Apa Bentuk Malaikat Menurut Alkitab dan Faktanya?
Berdasarkan kitab Ibrani 1 :14, malaikat merupakan makhluk roh sehingga mereka tidak memiliki bentuk jasmani yang permanen. Namun, malaikat bisa menampakkan diri dalam bentuk manusia.
Allah dan dua malaikat-Nya pernah menampakkan diri sebagai laki-laki dan benar-benar makan bersama Abraham. Malaikat berkali-kali menampakkan diri sebagai laki-laki di dalam Alkitab (Yos 5:13-14; Mrk 16:5).
Meskipun begitu, di kesempatan lainnya malaikat tidak menampakkan diri sebagai manusia, namun menyerupai sesuatu yang berasal dari dunia lain. Wujud mereka yang menakutkan tidak jarang membuat orang-orang takut.
Sehingga ketika malaikat menampakkan diri, kata pertama yang mereka ucapkan adalah “Jangan takut,” hal tersebut diakibatkan reaksi orang-orang yang menghindar dari mereka. Mengenai ciri-ciri fisiknya, malaikat seringkali digambarkan sebagai sosok yang memiliki sayap. Ukiran kerubim pada tabut perjanjian memiliki sayap yang menudungi tutup pendamaian (Kel 25:20).
Dalam kitab Yesaya 6 : 2, Yesaya melihat serafim yang bersayap dalam penglihatannya mengenai takhta surgawi. Setiap dari mereka memiliki enam sayap. Selain itu, Yehezkiel juga mendapat penglihatan mengenai malaikat yang bersayap.
Sedangkan berdasarkan kitab Yesaya 6 : 1, malaikat digambarkan memiliki ciri-ciri fisik seperti manusia, yakni memiliki wajah, kaki, serta suara. suara malaikat terdengar sedang bernyanyi dan memuji Allah.
Berdasarkan Daniel 10:5-6: “Aku mengarahkan mataku dan melihat, tampaklah seorang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari Ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis, wajahnya seperti cahaya kilat, matanya seperti obor api yang menyala, lengan dan kakinya seperti tembaga yang digosok, dan suara perkataannya seperti suara keramaian banyak orang.”
Fakta tentang malaikat menurut alkitab
1. Malaikat tidak boleh disembah
Meskipun malaikat termasuk sebagai makhluk sorgawi yang tidak bisa mati, namun kita tetap tidak boleh menyembah mereka. Tuhan sangat melarang manusia untuk menyembah malaikat.
Pada waktu zaman Alkitab, terdapat beberapa orang sesat yang beribadah kepada malaikat dan menyembahnya. Hal tersebut dipercaya sangat bertentangan dengan ajaran alkitab.
2. Malaikat merupakan cikal bakal iblis atau setan
Berdasarkan 2 petrus 2 : 4 dan Yudas 1 : 6, malaikat-malaikat yang memberontak kepada Tuhan dan ditawan di suatu tempat hingga tibalah hari penghakiman bagi mereka.
Namun, tidaklah semua malaikat yang memberontak ditawan di tartaros, melainkan justru dilempar ke bumi. Itulah mereka yang disebut sebagai iblis dan setan.
3. Malaikat Tuhan adalah Tuhan sendiri dalam wujud malaikat
Tuhan juga cukup sering menampakkan dirinya dalam wujud malaikat. Hal ini terbukti dalam penampakkan Tuhan kepada Hagar dalam kitab Kejadian 16 : 7, penampakkan pada Abraham dalam kitab Kejadian 22 : 11, kepada Musa dalam Keluaran 3 ; 1-2, dan kepada Gideon dalam kitab Hakim-hakim 6 : 11-12.
Malaikat Tuhan adalah Tuhan sendiri tampak dari wibawa dan perkataan-Nya yang sama dengan cara berbicara Tuhan.
4. Pelayanan malaikat berkurang setelah zaman perjanjian baru
Setelah zaman alkitab, peran malaikat semakin berkurang. Peran malaikat tidaklah sebesar pada zaman alkitab. Terdapat dua faktor yang menjadi penyebab pelayanan malaikat tersebut berkurang adalah :
5. Malaikat sangat berperan pada akhir zaman
Setelah peran malaikat sudah jarang pada zaman ini, pada akhir zaman malaikat akan muncul lagi dan memainkan peranan yang sangat penting.
Jika kita membaca kitab Wahyu, yang merupakan penyingkapan akan akhir zaman, maka kita dapat melihat bahwa para malaikat sangat berperan aktif dalam melaksanakan perintah Tuhan.
6. Malaikat adalah makhluk sorgawi yang diutus kepada manusia
Malaikat bertugas untuk menyampaikan firman Tuhan kepada manusia di bumi dan menolong umatNya dalam situasi yang sulit,
Contoh nyata malaikat menyampaikan firman Tuhan terdapat dalam kitab Lukas 1 : 11 – 17 dimana malaikat memberitahukan kelahiran Yohanes pembaptis kepada Zakharia.
7. Malaikat diciptakan abadi, tanpa mengalami kematian
Malaikat tidak bisa mengalami kematian jasmani, namun kematian rohani. Malaikat juga bisa dihukujm sehingga dijauhkan dari hadirat Tuhan.
Hal tersebut bergantung pada bentuk ketaatan malaikat pada Tuhan. Semakin malaikat taat kepada Tuhan, maka ia juga semakin tidak bisa mati secara rohani.
8. Malaikat tidak berjenis kelamin, tetapi selalu menampakkan diri dalam wujud laki-laki
Di zaman sekarang, malaikat digambarkan sebagai wujud perempuan yang bersayap. Hal ini sering kita lihat dalam karya seni lukis dan pahat. Mungkin karena malaikat sering menolong, berhati lembut, dan penuh cinta kasih digambarkan mirip dengan perempuan.
Alkitab lebih menonjolkan kekuatan dan ketegasan malaikat dalam hal penghukuman. Sehingga, malaikat lebih cocok digambarkan sebagai laki-laki.
9. Jumlah malaikat sangat banyak, mungkin karena banyak orang percaya
Setelah peran malaikat sudah jarang pada zaman ini, pada akhir zaman malaikat akan muncul lagi dan memainkan peranan yang sangat penting.
Jika kita membaca kitab Wahyu, yang merupakan penyingkapan akan akhir zaman, maka kita dapat melihat bahwa para malaikat sangat berperan aktif dalam melaksanakan perintah Tuhan.
10. Di alkitab hanya dua malaikat yang disebut namanya
Meskipun sebelumnya kita ketahui bahwa jumlah malaikat banyak, namun hanya dua malaikat yang namanya disebut di dalam alkitab. Kedua malaikat tersebut adalah Gabriel dan Mikhael.
Gabriel bertugas membawa firman Tuhan kepada Daniel, Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis, dan Maria. Sedangkan Mikhael dikenal sebagai penghulu malaikat. Ia berperang melawan orang Persia bagi orang Yahudi.
Itulah dia jawaban tentang Seperti Apa Bentuk Malaikat Menurut Alkitab dan Faktanya? Semoga bermanfaat!
MALAIKAT [ensiklopedia]
Malaikat dalam Alkitab (Ibrani mal'akh, Yunani angelos) menurut etimologi dan pengertian, adalah pesuruh Allah, yg mengenal-Nya muka dengan muka, karena itu mempunyai kelebihan daripada manusia. Malaikat tentu adalah makhluk, tapi suci dan mantap, walaupun mempunyai kemauan yg bebas dan karena itu bisa terpengaruh terhadap godaan dan dosa. Terdapat banyak acuan mengenal kejatuhan beberapa malaikat, di bawah pimpinan Setan (Ayb 4:18; Mat 25:41; 2 Ptr 2:4; Why 12:9), *IBLIS. Kata itu dipakai juga baik dalam PL maupun PB, untuk pesuruh-pesuruh manusia.
Ada dua fase besar dalam PL mengenal ajaran tentang malaikat, yg secara kasar dibagi oleh masa Pembuangan Babilonia. Perbedaan gamblang mengenal corak-coraknya yg penting menimbulkan banyak perdebatan mengenal kronologi. Catatan-catatan berikut menyajikan perbedaan itu.
a. Dalam periode pra-pengasingan
Malaikat Allah (mal'akh Yahweh) adalah alat langsung dari kehendak-Nya, tapi tetap tak bernama dan hampir tanpa pribadi yg nampak. Dalam banyak ay Allah dan malaikat Allah praktis adalah sama -- penampilan pada Hagar di padang belantara (Kej 16:7-13; 21:17-20); pada Abraham di G Moria (Kej 22:11-18); pada Musa dalam nyala api yg keluar dari semak duri (Kel 3:2 dab) dan pada Gideon di Ofra (Hak 6:11 dab). Ada orang yg mengatakan bahwa malaikat Allah dalam ay-ay ini, merupakan cara untuk melemahkan antropomorfisme (pengertian ttg suatu ilah dgn sifat-sifat manusia). Alkitab menggambarkan suatu makhluk rohani yg terpisah dari Allah, tapi dengan integritas yg tak diragukan, kebajikan dan kepatuhan terhadap Dia (bnd 1 Sam 29:9; 2 Sam 14:17, 20; 19:27).
Malaikat pernah menampakkan dini kepada manusia sebagai pembawa perintah dan berita khusus dari Allah (Hak 6:11-23; 13:3-5 dst; lih di bawah II). Mereka dapat memberi bantuan khas untuk pelayan-pelayan Allah yg miskin dan fana (1 Raj 19:5-7; lih di bawah II). Mereka dapat melakukan tugas bantuan militer (2 Raj 19:35 dst), dan -- tapi jarang sekali, permusuhan secara aktif terhadap Israel (2 Sam 24:16 dab). Orang-orang dari Sodom (Kej 19) atau orang-orang lain yg melakukan kejahatan mereka pukul. Kehebatan mereka berperang tercantum dalam Kej 32:1, 2; 1 Raj 22:19, lebih khusus Yos 6:13-15; 2 Raj 6:17 -- mendasari gelar ilahi Allah Zebaot, Tuhan Allah yg memerintah pasukan malaikat.
Pandangan manusia generasi perdana menghubungkan malaikat dengan bintang-bintang. Hal ini mengilhami salah satu buah pikiran Ayub yg puitis, di mana para malaikat adalah juga saksi dari ciptaan (Ayb 38:7, lih di bawah; bnd Hak 5:20; Why 9:1). Keledai Bileam lebih cepat melihat makhluk yg :menyerupai malaikat daripada tuannya, yg memerlukan teguran ilahi (Bil 22:21-35). Malaikat-malaikat bercakap-cakap dengan Abraham (Kej 18:1-16) atau di tangga Yakub (Kej 28:12). Para malaikat penjaga orang-orang secara pribadi (Mzm 91:11) dan malaikat pembawa maut (ay 33:22; Ams 16:14) tetap merupakan konsep-konsep kabur dalam PL, tapi menjadi ajaran-ajaran yg bulat dan tegas dalam literatur Yahudi. Istilah 'anak-anak Allah' semata-mata berarti malaikat-malaikat -- sifat mental atau rohani, bukan jasmani. Mereka malaikat yg benar-benar baik (Ayb 38:7, lih di atas), malaikat-malaikat yg mungkin baik (ay 1:6; 2:1) atau malaikat-malaikat yg jelas-jelas jatuh (Kej 6:2, 4). Istilah khusus yg lain adalah gedosyim, 'makhluk-makhluk suci' (ay 6:1; Mzm 89:5, 7; Ul 8:13, dll). Bahwa sebutan itu teknis disarankan oleh hal dapat dipakai bila implikasinya pasti tidak bersifat orang suci (ay 6:15).
Ide-ide yg sejauh ini dibahas mungkin dari zaman sebelum pembuangan, paling sedikit dalam aslinya, walaupun beberapa contoh yg kemudian dimasukkan. Para malaikat -- dalam jumlah terbesar tetap merupakan gema dari suatu kehendak yg lebih tinggi, dan belum berpribadi.
b. Dalam kitab-kitab pada zaman pembuangan dan zaman yg kemudian
Pada zaman yg kemudian ini pengertian tentang malaikat menjadi lebih tegas. Orang yg bertindak sebagai pemandu Yehezkiel di kuil ideal, adalah merupakan konsep tengah di antara kedua konsep lain (ps 40-48) yg menjadi malaikat penerang dalam Za 1-6. Fungsi perantara alas nama bangsa Israel dalam Za 1:12 meminta perhatian khusus. Bila diingat bahwa 'orang suci' berarti 'malaikat' dalam hubungan itu, maka kata-kata terakhir Za 14:5 menarik perhatian jika dibaca dalam terang nubuat mengenal kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya.
Ajaran tentang malaikat dalam PL, berkembang sepenuhnya dalam Dan, yg merupakan awal perkembangan apokaliptik Yahudi. Di sini para malaikat mula-mula diberi nama-nama bersifat pribadi. Gabriel menerangkan banyak hal kepada Daniel, seperti malaikat dalam penglihatan Zakharia (Dan 8:16; 9:21 dab). Dalam kedua kitab itu malaikat adalah juru bicara piawai dari Allah, dan dapat ditanyai -- tapi Gabriel menurut Daniel adalah lebih utuh dan meyakinkan. Mikhael mempunyai tugas khusus sebagai malaikat penjaga Israel (Dan 10:13, 21; 12:1), dan bangsa-bangsa lain diperlengkapi sama seperti itu (Dan 10:20). Hal ini merupakan ajaran yg biasa bagi ulama Yahudi. Dalam penglihatan nampak takhta-takhta sorgawi, di mana terdapat malaikat-malaikat yg jumlahnya tak terhitung banyaknya mengelilingi takhta (Dan 7:10; bnd Ul 33:2; Neh 9:6; Mzm 68:17 untuk hunjukan yg lebih kecil).
PB sebagian besar menyokong dan menggarisbawahi PL walaupun abad-abad yg berada di antaranya tak boleh dilupakan. Ibr 1:14 mengartikan malaikat baik sebagai utusan Allah maupun sebagai penolong bagi manusia, sementara seluruh ay tentang malaikat menunjukkan suatu ikatan simpati dan pelayanan yg mendalam (Why 19:10; Luk 15:10). Konsep mengenai malaikat sebagai penjaga pribadi dipertajam, seperti dalam kesusastraan Yahudi (Mat 18:10; Kis 12:15). Tugas khusus dalam hal mengadakan hubungan kepada orang-orang secara pribadi tidaklah kurang -- penampilan kepada Zakharia (Luk 1:11-20) dan Maria (Luk 1:26-38; juga Mat 1-2; Kis 8:26; 10:3 dab, 27:23 dll). Peranan memberi bantuan secara lebih aktif kepada manusia terlihat dalam Kis 5:19-20; 12:7-10, yg mengingatkan tentang Elia di bawah pohon ara. Takhta Allah dikelilingi oleh ribuan malaikat yg tak terbilang jumlahnya seperti telah dinyatakan oleh Daniel (Ibr 12:22; Why 5:11, dll).
Dalam PL malaikat-malaikat menyaksikan dengan gembira, walaupun agaknya bukan sebagai peserta yg aktif, tindakan penciptaan oleh Allah (Ayb 38:7). Dalam PB mereka erat hubungannya dengan pemberitaan hukum Taurat (Kis 7:53; Gal 3:19; Ibr 2:2), dan wajar bahwa mereka sering dihubungkan dengan hari penghakiman (Mat 16:27; Mrk 8:38; 13:27; Luk 12:8; 2 Tes 1:7-8 dan banyak lagi yg sejajar dgn itu). Juga merupakan tugas khusus mereka untuk membawa orang yg benar ke pangkuan Abraham (Luk 16:22-23). Tiada uraian yg langsung mengenai wujud malaikat.
Hunjukan pada wajah atau perlengkapan yg berkilauan menyarankan keindahan yg menakjubkan yg bukan milik dunia ini (Mat 28:2 dan yg sejajar dgn itu; Luk 2:9; Kis 1:10). PL juga menunjukkan pembatasan yg sama berkaitan dengan kerub (Yeh 10) dan serafim (Yes 6). Kemuliaan pada wajah Stefanus yg dihukum itu mencerminkan keindahan muka malaikat (Kis 6:15).
Kristus yg menjelma dalam bentuk manusia dilayani oleh malaikat dalam beberapa peristiwa (Mat 4:11; Luk 22:43) dan Ia sebenarnya dapat memerintahkan beribu-ribu malaikat, sekiranya Ia mau, di Getsemani atau entah di mana, untuk menyimpang dari jalan yg telah ditentukan bagi Dia, yaitu mengorbankan Diri (Mat 26:53).
Dalam beberapa bagian tertentu terdapat nada yg aneh, yaitu permusuhan atau kecurigaan terhadap malaikat. Mengenai hal ini ada persamaan yg menarik dalam kesusastraan Yahudi walaupun tak ada hubungannya. Rm 8:38 menunjuk pada para malaikat yg jatuh, dan ini pula menerangkan bagian yg penuh teka-teki dalam 1 Kor 11:10, yg harus dibaca dalam terang Kej 6:1 dab. Masih perlu diperhatikan Gal 1:8 dan 1 Kor 13:1 dan peringatan yg keras pada Kol 2:18. Tanpa diragukan, ajaran-ajaran yg salah dari pihak pembacanya, mendorong penulis Ibr dengan tandas mengemukakan keunggulan Anak atas setiap malaikat (Ibr 1).
Arti asasi dari Yud 9 (sebagian sejajar dgn 2 Ptr 2:10-11) rupanya ialah bahwa malaikat yg telah jatuh, mempertahankan suatu kedudukan dan kehormatan yg dimiliki semula, sedemikian rupa, hingga teman-temannya dulu yg tidak jatuh, tak boleh bicara dengan mereka secara leluasa tapi harus menyerahkan kutukan terakhir pada Allah. Ada yg mengatakan bahwa peristiwa yg disebut oleh Yudas telah dicatat dalam Assumption of Moses (Kenaikan Musa), suatu kutipan keterangan yg apokaliptik. Di situ Iblis menuntut tubuh Musa untuk kerajaan kegelapannya, karena Musa telah membunuh orang Mesir (Kel 2:12), dan karena itu ia adalah pembunuh, apa pun juga kebajikan yg telah dilakukannya kemudian. Kemenangan terakhir tidak diperoleh Iblis, tapi bahkan Mikhael, pelindung umat Allah, harus mengendalikan lidahnya di depan musuh umat manusia.
KEPUSTAKAAN. L Berkhof, Systematic Theology, 1949, hlm 141-149; Strack-Billerbeck, Kommentar zum NT aus Talmud and Midrasch, 1926, memberi persamaan-persamaan dari Kitab Yahudi pada bagian-bagian PB; artikel 'Angelos' dalam TWNT, 1, hlm 74-87; R. A Stewart, Rabbinic Theology, 1961; Heppe, Reformed Dogmatics, 1950, hlm 201-219. RAS/WBS
Sebagian kita memiliki anggapan bahwa jumlah malaikat ini hanya sepuluh, atau tidak lebih dari sepuluh saja. Apakah ini anggapan yang benar?
Yang benar, jumlah malaikat itu tidak terhitung. Tidak ada yang bisa menghitung jumlah malaikat kecuali hanya Allah Ta’ala saja. Hal ini berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِّلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَاناً وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلاً كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَن يَشَاءُ وَيَهْدِي مَن يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
“Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat. Dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Mudatsir [74]: 31)
Baca Juga: Kedudukan Iman terhadap Malaikat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika menceritakan peristiwa Isra’ dan Mi’raj dalam sebuah hadits yang panjang,
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
“Kemudian aku ditampakkan al-Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril, lalu dia menjawab, ‘Ini adalah al-Baitul Ma’mur, setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat mendirikan shalat di sana. Jika mereka keluar (untuk pergi shalat), tidak ada satu pun dari mereka yang kembali.’” (HR. Bukhari no. 3207)
Dari sahabat Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ
“Sesungguhnya aku melihat yang tidak kalian lihat, mendengar yang tidak kalian dengar, langit merintih, dan laik baginya merintih. Tidaklah di sana ada tempat untuk empat jari, melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya seraya bersujud kepada Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2312, dinilai hasan oleh Al-Albani)
Maksudnya, karena banyaknya jumlah malaikat, sehingga langit pun merintih ketika menopang berat mereka. Ini adalah permisalan jumlah malaikat yang sangat banyak.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ السَّابِعَةِ، أَوِ التَّاسِعَةِ وَعِشْرِينَ، وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تِلْكَ اللَّيْلَةَ أَكْثَرُ فِي الْأَرْضِ مِنْ عَدَدِ الْحَصَى
“Malam lailatul qadar adalah malam yang kedua puluh tujuh atau kedua puluh sembilan. Jumlah malaikat di bumi ketika itu lebih banyak dari jumlah yang bisa terhitung.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya, 3: 332, no. 2194. Sanadnya dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)
Dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah ada tempat untuk telapak kaki di langit dunia, kecuali di sana terdapat malaikat yang sedang sujud atau berdiri (shalat). Inilah perkataan malaikat,
وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَّعْلُومٌ ؛ وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ ؛ وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ
“Tiada seorang pun di antara kami (malaikat), melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu. Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).” (QS. Ash-Shaaffat [37]: 164-166) (HR. Abu Asy-Syaikh dalam Al-‘Uzhmah, 1: 260. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 3: 49)
Dalil-dalil ini menunjukkan banyaknya jumlah malaikat. Dan tidak ada yang mengetahui jumlahnya kecuali Allah Ta’ala. Membahas masalah ini (jumlah pasti dari malaikat) tidaklah diperbolehkan, karena itu termasuk dalam perkara ghaib yang tidak Allah Ta’ala jelaskan kepada mukallaf. Kewajiban kita terhadap perkara ghaib semacam ini adalah diam dari perkara yang tidak disebutkan secara rinci oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
@Rumah Kasongan, 2 Rabi’ul awwal 1442/ 9 Oktober 2021
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Disarikan dari kitab Haqiqatul Malaikat karya Ahmad bin Muhammad bin Ash-Shadiq An-Najar, hal. 50-51. Kutipan-kutipan dalam artikel di atas adalah melalui parantaraan kita tersebut.
Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Diantara tanda kebesaran dan kekuasaan Allah, Dia menciptakan makhluk yang jauh lebih besar dari pada jin dan manusia, selalu taat terhadap perintah dan mematuhi aturannya, dalam jumlah yang sangat banyak. Saking banyaknya, tidak ada satupun yang tahu populasinya kecuali Allah yang menciptakannya. Allah menjadikan mereka sebagai pasukan-Nya (junudullah). Berikut beberapa dalil yang menerangkan jumlah malaikat,
Pertama, firman Allah yang menyebutkan tentang pasukan-Nya,
وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ . لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ . لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ . عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ
Tahukah kamu apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS. Al-Muddatsir: 27 – 30)
Ketika turun ayat ini, Abu Jahal bekomentar,
أما لمحمد من الجنود إلا تسعة عشر
“Muhammad tidak memiliki pasukan kecuali 19 orang.”
Menanggapi ucapan lancang ini, Allah menurunkan ayat berikutnya yang menceritakan penjaga neraka. Di akhir ayat Allah menegaskan,
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ
“Tidak ada yang tahu berapa jumlah pasukan Tuhanmu kecuali Dia. Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia.” (QS. Al-Muddatsir: 31).
Ketika menafsirkan ayat ini, Al-Qurthubi mengatakan,
وما يدري عدد ملائكة ربك الذين خلقهم لتعذيب أهل النار إلا هو أي إلا الله جل ثناؤه
Tidak ada yang tahu jumlah Malaikat Tuhanmu, yang Dia ciptakan untuk menyiksa penghuni neraka kecuali Dia, yaitu Allah Ta’ala. (Tafsir Al-Qurthubi, 19/82).
Kedua, hadis tentang langit merintih
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا
“Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat, aku mendengar sesuatu yang tidak kalian dengar. Langit merintih… dan layak baginya untuk merintih. Tidak ada satu ruang selebar 4 jari, kecuali di sana ada malaikat yang sedang meletakkan dahinya, bersujud kepada Allah. Demi Allah, andaikan kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan sering menangis…” (HR. Ahmad 21516, Turmudzi 2312, Abdurrazaq dalam Mushanaf 17934. Hadis ini dinilai hasan lighairihi oleh Syuaib Al-Arnauth).
Allaahu akbar…, betapa banyaknya jumlah mereka..
Ketiga, hadis tentang baitul ma’mur
Ketika dinaikkan ke langit (kejadian mi’raj), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat banyak hal luar biasa. Diantaranya adalah baitul ma’mur. Beliau menceritakan,
فَرُفِعَ لِي البَيْتُ المَعْمُورُ، فَسَأَلْتُ جِبْرِيلَ، فَقَالَ: هَذَا البَيْتُ المَعْمُورُ يُصَلِّي فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ، إِذَا خَرَجُوا لَمْ يَعُودُوا إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ
Kemudian ditunjukkan kepadaku baitul ma’mur. Akupun bertanya kepada Jibril, beliau menjawab, ‘Ini Baitul Ma’mur, setiap hari ada 70.000 malaikat yang shalat di dalamnya. Setelah mereka keluar, mereka tidak akan kembali lagi, dan itu menjadi kesempatan terakhir baginya.‘ (HR. Bukhari 3207, Muslim 164, Nasai 448 dan yang lainnya). Subhanallaah..
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa takut kepada-Nya dan mengagungkannya.
Ditulis oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com)
🔍 Memegang Kemaluan Suami, Cara Rujuk Talak 2, Sudah Menopause Keluar Darah Lagi, Doa Tutup Tahun Hijriyah, Doa Tawaf Wada, Menghilangkan Pelet
Visited 240 times, 1 visit(s) today
Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa meskipun lahir dari "rahim" yang sama, ternyata ada banyak perbedaan antara Gereja Katolik dengan Gereja-Gereja Protestan.
Salah satu perbedaannya adalah jumlah Kitab Suci yang diterima. Perbedaan jumlah Kitab Suci itu khususnya ada dalam Perjanjian Lama. Gereja Katolik memiliki 46 kitab Perjanjian Lama sedangkan Protestan hanya 39 kitab.
Perbedaan jumlah kitab Perjanjian Lama antara Katolik dan Protestan ini sangat terkait erat dengan proses kanonisasi Kitab Suci. Maka untuk membahas perbedaan tersebut, kita harus ingat tentang kanon Kitab Suci.
Kata Kanon berasal dari bahasa Yunani yaitu "canon" yang artinya norma, ukuran dan pedoman. Sedangkan kitab-kitab yang berada dalam kanon disebut kitab-kitab kanonik, yakni kitab-kitab yang telah ditetapkan secara resmi sebagai kanon. Kitab-kitab kanonik tersebut diakui secara resmi sebagai Kitab Suci yang sah dan dijadikan sebagai patokan atau pedoman iman mereka.
Pada awalnya kitab-kitab Perjanjian Lama itu ditulis dalam bahasa Ibarani. Setelah orang-orang Yahudi diusir dari tanah Palestina, mereka tinggal di berbagai tempat dan beranak-cucu di sana. Akibatnya, mereka kehilangan bahasa aslinya.
Banyak keturunan mereka tidak lagi menggunakan bahasa Ibarani, tetapi mereka lebih mengenal bahasa Yunani yang saat itu digunakan sebagai bahasa lintas bangsa (mungkin bisa dikatakan sebagai bahasa internasional saat itu).
Maka dari itulah mereka sangat membutuhkan terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani. Proyek penerjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani ke bahasa Yunani mulai dikerjakan pada masa pemerintahan Ptolemius II Philadelphus (285-246 SM) oleh 70 ahli kitab Yahudi. Mereka adalah wakil dari 12 suku Israel, dan setiap suku diwakili oleh 6 orang ahli kitab.
Proyek penerjemahan ini dikerjakan sekitar tahun 150-125 SM, 25 tahun. Proyek ini dinamakan Septuagint (=septuaginta) yang berarti tujuh puluh (LXX) sesuai dengan jumlah penerjemahnya.
Kitab ini sangat populer dan dikenal sebagai kitab yang resmi. Kitab yang dihasilkan oleh proyek ini disebut Kanon Alexandria karena dikerjakan di Alexandria.
Setelah Yesus disalibkan dan wafat, para pengikut-Nya tidak menjadi punah. Sebaliknya mereka terus berkembang. Pada tahun 100 sesudah Masehi, para imam Yahudi berkumpul di Jamnia, Palestina sebagai reaksi mereka terhadap perkembangan umat Kristen abad pertama itu.
Lihat Filsafat Selengkapnya
Dalam pertemuan Jamnia itu mereka menetapkan berbagai hal, termasuk tentang kitab suci. Adapun beberapa penetapan mereka tentang Kitab Suci yaitu:
Setelah menetapkan kaidah-kaidah tersebut, bangsa Yahudi hanya menerima kitab-kitab yang memenuhi kriteria itu sebagai kanon. Mereka pun menetapkan kanon baru Kitab Suci Perjanjian Lama yang baru dan menolak tujuh kitab dari Kanon Alexandria yaitu: Tobit, Yudit, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, Barukh, 1 dan 2 Makabe, serta tambahan-tambahan dari kitab Ester dan Daniel. Kanon baru yang ditetapkan itu dikenal dengan nama Kanon Jamnia.
Nah, Gereja (waktu itu masih satu) tidak mengakui kanon yang ditetapkan oleh para imam Yahudi itu. Gereja tetap menggunakan kanon Alexandria sebagai daftar kitab suci yang resmi.
Pada tahun 393 Masehi, Gereja menggelar pertemuan di Hippo yang dikenal dengan nama Konsili Hippo, dan pertemuan di Kartago (tahun 397) yang dikenal dengan nama konsili Kartago. Dari kedua konsili itu, Gereja secara resmi menetapkan 46 kitab hasil dari Kanon Alexandria sebagai kanon kitab-kitab Perjanjian Lama.
Selama enam belas abad, kanon Alexandria diterima oleh Gereja. Masing-masing kitab yang ditolak oleh Kanon Jamnia itu tadi dikutib oleh bapa-bapa Gereja sebagai Kitab Suci yang setara dengan kitab-kitab Perjanjian Lama. Bapa-bapa Gereja yang dimaksud antara lain: St. Polycarpus, St. Ireneus, Paus St. Clement, dan St. Cyprianus.
Ketika Gereja-Gereja Protestan lahir, mereka menggunakan kitab suci Perjanjian Lama versi Kanon Jamnia. Sedangkan ketujuh kitab yang tidak termasuk dalam kanon Jamnia mereka terima sebagai bacaan suci, namun bukan kitab suci.
Selanjutnya dalam Gereja Katolik, kanon pertama (Jamnia) dikenal dengan nama Protokanonika sebab kanon itu ditetapkan pada awal kekristenan. Sedangkan kanon yang menetapkan ketujuh kitab itu sebagai kitab suci dikenal dengan nama Deuterokanonika yang berarti kanon kedua.
Itulah sebabnya mengapa jumlah kitab suci Perjanjian Lama antara Gereja Katolik dan Protestan berbeda. Gereja Katolik memiliki 7 kitab Perjanjian Lama yang lebih banyak dari Protestan.
Penulis adalah Guru Agama Katolik di SMA Swasta Santu Xaverius Gunungsitoli, Sumatera Utara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Filsafat Selengkapnya